Tugas Softskill ke - 3
1 . Pengorganisasian adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang
secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Teori –Teori Organisasi
1. TEORI ORGANISASI KLASIK :
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga
“teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas.
2. TEORI NEOKLASIK :
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga
dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan
teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini
menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja”.
3. TEORI MODERN : berkaitan dengan lingkungan yang
stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan
lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan.
2 . Struktur
Organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja
dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur
organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran
perintah dan penyampaian laporan
Pembagian Kerja
Struktur Organisasi
Proyek Menyangkut pembentukan tim – tim,
spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai
wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah
selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke
departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik
kembali.
Struktur Organisasi
Matriks Pada prinsipnya sama dengan
sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya
berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang
wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau
horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer
proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
BENTUK-BENTUK
ORGANISASI
1.
ORGANISASI FUNGSIONAL adalah Suatu organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan
fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus.
2.
ORGANISASI FUNGSIONAL DAN GARIS adalah
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan
kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian
dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan
kepada kepala bagian.
3. ORGANISASI KOMITE
adalah Bentuk organisasi dimana
tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic
manajement.
4. ORGANISASI GARIS DAN STAFF adalah Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih
pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai
penasehat.
5. ORGANISASI MATRIX adalah Organisasi dimana penggunaan
struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai
keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi
satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
3 .Departementasi
- Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional
adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum
dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan
berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya
organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan
satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas
yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan
yang berkaitan
- Departementasi Devisional
Departementasi
berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar
pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman
atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif,
organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap
divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
4.Organisasi proyek dan matrik
Merupakan bentuk
departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan
kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan menghindarkan
segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga
ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan
orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
Struktur Organisasi
Proyek
Menyangkut
pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer
proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu
proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota
kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka
ditarik kembali.
Struktur Organisasi
Matriks
Pada prinsipnya sama
dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang
tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang
wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau
horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer
proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang .
5. Koordinasi
Kebutuhan akan
Koordinasi.
- Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan
kelompok (pooled interdependence)
Terjadi apabila
organisasi tidak tergantung satu sama lain untuk melaksanakan suatu pekerjaan
sehari-hari, tetapi tergantung pada prestasi yang memadai dari setiap unit demi
tercapainya hasil ahir.
- Kebutuhan
koordinasi atas ketergantungan sekuensial (sequential interdependence)
Kebutuhan ini
tercermin pada suatu unit organisasi yang harus melaksanakan kegiatan terlebih
dahulu sebelum unit-unit selanjutnya dapat bertindak.
- Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan
timbal balik (reciprocal interdependence)
ketergantungan timbal
balik melibatkan hubungan saling memberi dan menerima dan saling menguntungkan
di antara unit-unit.
Masalah dalam
Pencapaian Koordinasi yg efektif.
Masalah koordinasi
banyak terjadi pada ketergantungan sekuansial dan ketergantungan timbal-balik.
Ini di karenakan munculnya perbedaan dalam sikap dan gaya kerja berbagai
individu dan bagian/unit di dalam organisasi.
Perbedaan-perbedaan
yang efektifitas koordinasi adalah:
- Perbedaan dalam Orientasi Terhadap Tujuan
Tertentu.
Terjadi apabila
anggota berbeda dalam mengembangkan pandangan nya sendiri dalam mencari cara
terbaik untuk meningkatkan kepentingan perusahaan.
- Perbedaan dalam Orientasi Waktu.
Terjadi apabila salah
satu unit yang lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus segera di
tanggulangi, sedangkan unit yang lain lebih memusatkan perhatiannya kepada
masalah-masalah yang memerlukan waktu lama.
- . Perbedaan
Orientasi Antar Pribadi.
Terjadi apabila
produksi ingin meningkatkan produknya dengan meningkatnya permintaan pasar,
sedangkan unit perbekalan ingin mengurangi jumlah bahan yang di perlukan karena
menipisnya dan sulitnya mencari bahan baku.
- Perbedaan dalam Formulasi Struktur.
Terjadi apabila unit
produksi dalam mengevaluasi kemajuan dengan mengukur imbalan kepada karyawan
dengan tercapainya sasaran, sedangkan unit personalia dalam mengevaluasi
kemajuan dengan mengukur kinerja yang di capai karyawan dengan kinerja yang di
capai sebelumnya.
Pendekatan dalam
Pencapaian Koordinasi yang Efektif.
1. Pendekatan Potensi
Koordinasi.
Pendekatan koordinasi
ini meliputi sistem:
a. Sistem Informasi
Vertical.
Adalah suatu sistem
di mana informasi dapat di kirimkan ke atas dan kebawah jenjang organisasi.
Misalnya penanganan IDT (inpres desa tertinggal) dari menteri dalam negeri
sampai ke desa tertinggal dan sebaliknya.
b. Sistem Informasi
Lateral.
Sistem ini mengabaikan
rantai komando. Hubungan lateral (hubungan ke samping atau sejajar) ini
memungkinkan adanya pertukaran informasi yang di butuhkan dapat di pertanggung
jawabkan. Misalnya dalam kasus tanah perlu adanya informasi lateral atau badan
pertanahan nasional, departemen dalam negeri, departemen kehutanan, dan
departemen kehutanan.
c. Sistem Informasi
Manajer Penghubung.
Manajer penghubung
mempunyai wewenang formal atas semua unit yang terlibat dalam sebuah proyek.
Manajer penghubung perlu di laksanakan apabila di perkirakan koordinasi secara
efektif tidak berhasil di laksanakan.
2. Pendekatan
Struktur.
Pendekatan ini di
lakukan apabila perusahaan merasakan adanya iklim yang tidak sehat pada
unit-unit karena adanya penunpukan kegiatan pada satu unit. Pendekatan ini di
kenal sebagai organisasi matrik. Yaitu mencirikan adanya satuan tugas atau
proyek. Satuan tugas ini dapat di bubarkan apabila proyek telah selesai.
D. Memilih Mekanisme
Koordinasi yang Cepat.
Memilih Mekanisme
Koordinasi yang Cepat di lakukan dengan kemampuan organisasi dalam mengolah
informasi. Apabila kebutuhan akan koordinasi lebih besar, organisasi harus
menetapkan pilihan. Apakah organisasi akan meningkatkan potensi organisasi
ataukah organisasi akan mengurangi kebutuhan koordinasi. Missal: menyediakan
sumber daya tambahan atau membentuk unit-unit yang mandiri.
Mekanisme-mekanisme
pengkoordinasian dasar
Mekanisme-mekanisme
dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital dalam
manajemen yang secara ringkas dapat di uraikan sebagai berikut:
1.Hierarki
manajerial. Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas
yang jelas dapat menumbuhkan integrasi
bila di rumuskan secara jelas dan tepat serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
2.Aturan dan
prosedur. Aturan-aturan dan prosedur –prosedur adala keputusan-keputusan manajerial yang di buat untuk menanggani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga
menjadi peralatan yang efisisen untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3.Rencana dan
penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat di gunakan untuk pengkoordinasian melaui pengarahan
seluruh satuan organisasi terhadap sasaran-
sasaran yang sama.
6. Pengurangan kebutuhan akan koordinasi
Pengurangan kebutuhan
akan koordinasi
Bila
mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi,koordinasi potensial
dapat ditingkatkan dengan penggunaan metoda-metoda di atas.Tetapi kebutuhan
akan koordinasi yang sangat besar dapat menybabkan kelebihan beban bahkan
memperluas mekanisme-mekanisme pengkoordiansian. Langkahyang paling konstruktif
yang dapat diambil dalam menghadapi kasus ini adalahmengurangi kebutuhan akan
koordinasi. Ada dua metoda pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu:
1.Penciptaan sumber
daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber
daya tambahan memberikan kelonggaran bagisatuan-satuan kerja. Penambahan tenaga
kerja, bahan baku atau waktu, tugasdiperringan dan masalah-masalah yang timbul
berkurang.
2.Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi
kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatutanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Penentuan Mekanisme
Koordinasi yang TepatPertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang
paling baik untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk
koordinasi dengankebutuhan koordinasi. Berapa banyak informasi yang dibutuhkan
organiasi untuk melaksanakan operasi-operasinya? Berapa besar kemampuan
pemrosesaninformasi?
Bila kebutuhan lebih
besar dari kemampuan, organisasi harusmenentukan pilihan : meningkatkan
koordinasi potensial atau mengurangikebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar
kemampuan pemrosesan informasi relatif terhadap kebutuhan ekonomis tidak
efisien, karena untuk menciptakan dan
memelihara
mekanisme-mekanisme tersebut adalah mahal. Kegagalan untuk mencocokkan kemampuan
pemrosesan informasi dengan kebutuhan akanmenyebabkan penurunan prestasi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar