Kamis, 21 April 2016

Momen Cinta Dan Kasih Sayang




Seorang gadis cantik di atas, sebut saja namanya DIAN PUJI ASTUTI. Asalnya dari Jawa Tengah, Slawi Tegal tapi numpang lahir di Jakarta. Ia lahir 21 tahun silam, tepatnya pada tanggal 15 Juni 1994 di RS Persahabatan Jakarta. Keseharian nya adalah kuliah di Gunadarma jurusan Akuntansi. Dia sangat berbeda dari gadis-gadis seumuran nya. Mengapa ?

Gadis-gadis seumuran nya, pada umumnya sangat suka menghabiskan waktu libur mereka dengan Shopping, Menghambur hamburkan uang, keluar malam dsb. Dia lebih suka dirumah bermain bersama kepoonakan nya, dan membantu orangtua mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel dsb. Kesederhanaan nya lah yang membuat saya jatuh hati padanya. Hehe..


PENGARUH BUDAYA TURKI TERHADAP MAKANAN KEBAB


Nama kebab berasal dari bahasa Arab: kabab (کباب) yang awalnya berarti daging goreng, bukan daging panggang/bakar.[1] Kata kababkemungkinan berasal dari bahasa Aram: כבבא kabbābā yang mungkin berasal dari bahasa Akkadia: kabābu yang berarti "bakar, panggang".[2] Pada abad ke-14, kebab menjadi sinonim dengan tabahajah, hidangan berupa potongan daging goreng dalam bahasa Persia. Dalam buku-buku berbahasa Turki, istilah kebab sering dipakai untuk bola-bola daging yang dibuat dari daging ayam atau daging domba cincang. [3][4][5]. Istilah kebab baru berarti hidangan daging panggang (shish kebab) sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah, namun masih ada istilah lain yang lebih kuno untuk daging panggang, yakni shiwa` (شواء ) asal bahasa Arab. Walaupun demikian, kebab masih dipakai dalam pengertian aslinya dalam berbagai hidangan seperti semur, misalnya tas kebab (kebab dalam mangkuk) dari Turki. Dalam masakan Mesir ada hidangan semur daging sapi dan bawang bombay yang disebut kebab halla.
Dewasa ini Kebab telah merambah berbagai belahan dunia, Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Cina, Malaysia, Indonesia. Makanan ini sudah tidak asing lagi buat mereka. Mahasiswa dari Ubekistan yang kuliah di Indonesia, misalnya, akan langsung menunjuk Kebab sebagai pilihan makanan ringan mereka tanpa bertanya-tanya lagi apa itu Kebab. Bahkan ketika melihat cara penyajiannya pun mereka tidak merasa heran kendati polanya berbeda dengan negara asalnya.

Memang cara penyajian Kebab antara satu negara dengan negara lainnya berbeda-beda, karena biasanya diadaptasikan dengan kebiasaan setempat atau disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Di Indonesia saat ini, Kebab mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan. Menggunakan counter bergerak para penjaja menyajikan Kebab dengan versinya masing-masing. Umumnya menggunakan alat pemanggang atau burner yang ukurannya sudah dimodifikasi. Lebih kecil dari pada ukuran aslinya. Daging giling yang sudah berbumbu dipanggang dan dipotong tipis-tipis disajikan dengan sayuran dan sauce dibungkus roti pita atau sejenisnya.


POSITIF :
-Kebab menjadi makanan yang di gemari di semua kalangan
-Masyarakat Indonesia jadi lebih bisa mengetahui makanan seperti apa kebab itu
-Pertumbuhan ekonomi yg tinggi karena saat ini masyarakat sangat familiar dengan kebab
NEGATIF :
-Dulu terbuat dari daging yg tidak halal
-Kebab merupakan salah satu Junkfood (Makanan cepat saji) yang tidak bagus dikonsumsi
secara berlebihan


SUMBER :