PENGARUH
BUDAYA TURKI TERHADAP MAKANAN KEBAB
Nama kebab berasal dari bahasa
Arab: kabab (کباب) yang awalnya berarti daging goreng, bukan daging panggang/bakar.[1] Kata kababkemungkinan
berasal dari bahasa
Aram: כבבא kabbābā yang mungkin berasal dari bahasa
Akkadia: kabābu yang berarti "bakar, panggang".[2] Pada abad ke-14, kebab menjadi sinonim dengan tabahajah, hidangan berupa
potongan daging goreng dalam bahasa Persia. Dalam buku-buku berbahasa Turki,
istilah kebab sering dipakai untuk bola-bola daging
yang dibuat dari daging ayam atau daging domba cincang. [3][4][5]. Istilah kebab baru berarti hidangan daging panggang
(shish kebab) sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah, namun masih ada istilah lain yang
lebih kuno untuk daging panggang, yakni shiwa` (شواء ) asal bahasa Arab. Walaupun
demikian, kebab masih dipakai dalam pengertian aslinya
dalam berbagai hidangan seperti semur, misalnya tas kebab (kebab dalam mangkuk) dari Turki.
Dalam masakan Mesir ada hidangan semur daging sapi dan bawang bombay yang
disebut kebab halla.
Dewasa ini Kebab telah merambah berbagai belahan dunia, Eropa
Barat, Eropa Timur, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Cina, Malaysia,
Indonesia. Makanan ini sudah tidak asing lagi buat mereka. Mahasiswa dari
Ubekistan yang kuliah di Indonesia, misalnya, akan langsung menunjuk Kebab
sebagai pilihan makanan ringan mereka tanpa bertanya-tanya lagi apa itu Kebab.
Bahkan ketika melihat cara penyajiannya pun mereka tidak merasa heran kendati
polanya berbeda dengan negara asalnya.
Memang cara penyajian Kebab antara satu negara dengan negara
lainnya berbeda-beda, karena biasanya diadaptasikan dengan kebiasaan setempat
atau disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Di Indonesia saat ini, Kebab
mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan. Menggunakan counter bergerak para
penjaja menyajikan Kebab dengan versinya masing-masing. Umumnya menggunakan
alat pemanggang atau burner yang ukurannya sudah dimodifikasi. Lebih kecil dari
pada ukuran aslinya. Daging giling yang sudah berbumbu dipanggang dan dipotong
tipis-tipis disajikan dengan sayuran dan sauce dibungkus roti pita atau
sejenisnya.
POSITIF :
-Kebab menjadi makanan yang di gemari di semua kalangan
-Masyarakat Indonesia jadi lebih bisa mengetahui makanan
seperti apa kebab itu
-Pertumbuhan ekonomi yg tinggi karena saat ini masyarakat
sangat familiar dengan kebab
NEGATIF :
-Dulu terbuat dari daging yg tidak halal
-Kebab merupakan salah satu Junkfood (Makanan cepat saji)
yang tidak bagus dikonsumsi
secara berlebihan
SUMBER :